Di Jaman yang modern
seiring dengan berkembang IPTEK yang semakin canggih memepengaruhi semua
perkembangan baik itu budaya maupun kebiasaan seseorang. Salah satunya
permainan tradisional yang dulu di
gemari mulai terpinggirkan dengan munculnya permainan modern. Anak –anak
jaman sekarang cenderung menyukai
permainan yang dimainkan secara individu seperti playstation, gameboy, nintendo
maupun permainan di handphone. Kondisi ini tentunya berbeda sewaktu saya masih
kecil dulu. Berbagai permainan tradisional seperti petak umpet, bentengan,
congklak, lompat tali, layang-layangi, pistol-pistolan dari pelepah daun
paisang. Namun seiring berkembangnya jaman permainan tersebut telah hilang eksistensinya dikalangan
anak-anak Saat ini, anak-anak
lebih merasa betah duduk berjam-jam di depan perangkat elektronik bernama
playstation lengkap dengan beragam menu permainan beraroma kekerasan. Mereka
pun tak perlu lagi bersosialisasi dengan rekan-rekan sebaya lantaran semua
permainan ''mesin'' itu bisa dilakoni seorang diri. Tanpa disengaja, ragam
permainan berbasis teknologi canggih itu pun menggiring anak-anak Bali menjadi
pribadi yang individualis, agresif dan egois. Drs. Made Taro dan Prof. Dr. I
Gusti Made Sutjaja, M.A. (Merit). Kedua tokoh Bali penerima anugerah ''K. Nadha
Nugraha 2008'' ini memang memiliki atensi tinggi terhadap upaya-upaya
pelestarian permainan rakyat. Pasalnya, di dalam permainan rakyat itu
terkandung banyak sekali nilai-nilai luhur kemanusiaan yang dinyakini mampu
menghaluskan budi pekerti anak-anak Bali. Pelestarian permainan tradisional
sangatlah baik dan bernilai positif karena didukung oleh beberapa alasan
diantaranya, Mengasah daya kreativitas,
Dapat mengasah kecerdasan intelektual anak, Belajar jujur dan disiplin, Menyatu dengan alam.
Sejak dulu kala
permainan tradisional telah membuat anak Indonesia menjadi kreatif. Kreativitas
tersebut terbentuk mulai dari membuat alat permainan hingga ketika bermain.
Misal ketika akan bermain pistol-pistolan, maka terlebih dahulu membuat alat
permainan pistol-pistolan dari pelepah pisang. Tentu kegiatan ini dapat memacu
daya kreativitas anak. Taro menambahkan, Ketika bermain pun demikian. Aturan
main dalam permainan pistol-pistolan tidak mempunyai aturan yang baku. Biasanya
aturan tersebut merupakan aturan umum yang digunakan kemudian ditambah dengan
sejumlah kesepakatan-kesepakatan antar pemain. Beberapa permainan tradisional
seperti congkak dapat melatih anak untuk berhitung dan mengatur stategi agar
dapat memperoleh poin lebih banyak. Selain itu pula dengan bermain bersama maka
akan mengasah emosinya sehingga dapat menciptakan rasa toleransi terhadap teman
yang lain.. Jika salah satu pemain curang maka pemain yang lain akan
menjatuhkan sangsi sosial berupa tidak diikutkannya pemain curang tersebut
mengikuti permainan selanjutnya. Menurut
Kariyasa Adnyana, Dalam permainan rakyat, anak-anak juga
dididik untuk bersikap jujur dan sportif karena permainan rakyat seringkali
berakhir dengan predikat kalah dan menang.Dengan digunakannya bahan-bahan alami
seperti pelepah pisang, kulit jeruk bali, pasir, dan batu akan mendidik anak
balita untuk mengenal alam secara lebih dekat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar